Kita hendak memulai tahun depan bagai bayi yang baru lahir, atau paling tidak bagai kertas putih yang belum dituliskan. Banyak di antara kita yang melakukan refleksi dan kontemplasi jauh-jauh hari, mengingat-ingat hal-yang yang jelek dan bertekad untuk mengubahnya di tahun depan. Kita mengucapkan resolusi, semacam janji untuk berubah (ke arah yang lebih baik, setidaknya menurut kita).
Selalu ada kegelisahan di akhir tahun, tapi juga rencana. Di mana kita akan melewati pergantian tahun? pesta atau kumpul bersama keluarga? pergi ke rumah-rumah doa, mengunjungi anak yatim? atau mungkin berdiri berdesakan menyaksikan pesta kembang api? Atau anda mau bermabuk-mabukan sampai pagi?
Kita toh sudah mengucap doa, sudah berjanji akan berusaha. Tak ada salahnya kita melewati malam ini dengan sedikit keriangan hati.
Apalagi semua kartu ucapan Natal dan Tahun Baru sudah dikirimkan sejak pekan lalu. SMS sudah kita kirimkan ke semua nama dalam phonebook, juga contact list blackberry messenger, yahoo messenger, dan tak ketinggalan status facebook kita sudah di-up date dengan ucapan selamat tahun baru warna warni. Kita bahkan sudah mengantisipasi kekusutan jaringan telepon dengan mengirimkan semua SMS sejak awal hari tadi. Bukan bermaksud hendak mendahului, hanya ingin memastikan pesan dan ucapan tahun baru kita sampai ke tujuan.
Tak apalah merayakan tahun baru (masehi), setidaknya kita punya satu hari libur yang "sekuler", yang kini maknanya terlepas dari asosiasi keagamaan, kenegaraan atau asosiasi lain-lain yang biasanya begitu penting hingga ditetapkan sebagai hari libur. Mungkin kita butuh diingatkan bahwa kita mampu dan bisa merayakan kegembiraan bersama, dan berbagi suka cita, harapan, doa bersama, sebagai ras manusia.
Let's celebrate!
Bangkok, 31 Desember 2009
No comments:
Post a Comment