Sun Tzu terkenal sebagai seorang ahli perang, tapi sebenarnya dia adalah seorang pasifis, seorang pencinta damai. Ia hidup di jaman tiong kok penuh pergolakan. pangeran-pangeran dan raja-raja kecil bertarung satu sama lain. perang tak berkesudahan. siapa kawan siapa lawan tak pernah jelas. korbannya adalah rakyat kebanyakan.
Salah seorang pangeran memintanya untuk menjadi penasehat, dia menolak, dan menolak dan menolak sampai sang pangeran membuktikan bahwa ia adalah seorang raja. bisa keras dan sadis, tapi bertujuan menghentikan peperangan, dan mensudahi penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
kepada sang pangeran, Sun Tzu berkata:
"ahli perang sejati tak perlu pergi ke medan perang untuk meraih kemenangan".
itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. jelas bahwa baginya perang bukanlah syarat untuk menang. seorang ahli strategi sejati harus bisa menaklukan musuh tanpa perang. filosofi ini mendasari seluruh pemikirannya.
bagaimana bisa? yah ahli perang sejati memperkuat dirinya agar tidak dapat dikalahkan lawan (sesuatu yang bisa dikontrol oleh kita), dan menunggu lawan bisa dikalahkan (sesuatu diluar kontrol kita).
oleh karenanya ahli perang sejati tahu, bila saatnya menyerang dia akan menyerang dengan segenap kekuatan dan totalitas. dalam istilah Sun Tzu, bergeraklah di lapis langit paling atas. dan ia juga tahu kapan saat untuk bertahan. Sun Tzu mengatakan bersembunyilah di lapis bumi yang paling dalam.
oleh karena itu, tugas seorang pemimpin adalah menjaga dan menciptakan kekuatan diri sendiri. menyerang maupun bertahan adalah kekuatan. dan kekuatan tercipta dari momentum. Sun Tzu mengibaratkannya seperti anak panah yang teregang pada busurnya. menyeranglah bila 100% yakin musuh bisa dikalahkan. menghindar bila hanya 50% yakin. bersembunyilah bila tidak yakin.
hanya panglima goblok yang mengharapkan menang dengan pergi berperang. panglima sejati pergi berperang hanya untuk memetik kemenangan yang sudah di tangan.
lalu bagaimana kita bisa menentukan bahwa kemenangan sudah di tangan?
Sun Tzu memberikan jawaban, makanya baca dong filosofi strategi Sun Tzu. beli bukunya segera, atau kalo tidak, search di google ato yahoo. kalo tidak salah di project gutenberg juga ada tuh ;p
Yang berharap tidak akan pernah berperang
27 Februari 07
No comments:
Post a Comment