Life is a celebration of infinite possibilities!


Bintang

Chika memang tak sering memandang langit dan melihat kerlip bintang yang bertebaran sepanjang malam. Langit Jakarta tidak memungkinkan kita menatap gemerlap bintang-bintang yang bertaburan di kekelaman malam. Langit Jakarta terlalu penuh dengan asap, polusi cahaya dan kebohongan.

Entah mengapa Chika suka bintang. Mungkin karena di sana nasib kita telah ditakik, atau mungkin hanya karena suatu alasan yang memang tidak dapat diperikan. Tapi haruskah kita mencari alasan untuk sesuatu yang kita sukai?

Suka itu adalah rasa, semua tahu. Dan rasa itu biasa menipu, paling tidak dia tidak selalu hadir pada saat yang tepat. Tapi suka akan bintang bukan suatu yang luar biasa, walau bukan pula sesuatu yang remeh-temeh. Mengapa bintang? bukankah rembulan sayu bisa lebih menyelinap di hati? Tak apalah bila Chika suka bintang lebih daripada rembulan. Toh tak ada perhitungan menang-kalah dalam hal rasa. Juga tidak ada penilaian benar-salah.

Perasaan memang selalu sukar untuk dijelaskan, karena itulah kita memerlukan alasan. Suatu peneguhan, suatu upaya memberikan jawaban yang logis, suatu pembelaan diri.

Kamar Chika penuh dengan bintang. Kertas dinding, gantungan kunci, celengan, sprei dan sarung bantal, bahkan langit-langit kamar penuh dengan tempelan bintang, glowing in the dark. Bila malam tiba dan mama mematikan lampu kamar. Tak pernah Chika memejamkan mata sebelum semua bintang di langit-langit kamarnya meredup.


Jakarta, 20 Desember 07
Buat ChikaBintang

No comments:

Post a Comment