Hujan di sini sekarang terasa garang. Sudah lama sekali mereka meninggalkan rintik di atas genting. Kini mereka datang bersekutu membuat banjir. Meluapkan Ciliwung dan 12 kali lainnya yang membelah Jakarta.
Entah mengapa Jakarta gampang sekali banjir? mungkin memang sudah dirancang oleh Pemerintah Hindia Belanda dulu. Mereka tahu bahwa bangsa kita, bangsa Indonesia, sering melakukan hal-hal yang gampang diduga. Jadi mereka bikin saja sebuah kota yang tidak layak jadi sebuah kota.... dinamakan BATAVIA. Nah ketika akhirnya jalan nasib menentukan Belanda pergi dari kota ini, pemerintah Indonesia pun meneruskan warisan Belanda ini. Membangun sebuah kota yang memang didesain tidak menjadi sebuah kota.
Hasilnya jelas mudah diduga. Keruwetan yang tidak bisa dipecahkan, sampai nanti kita minta bantuan bangsa Belanda lagi. Wah, ini mungkin jalan bagi Belanda untuk menjajah kembali bangsa kita hehe.
Ini sekedar usul, mungkin bisa dijadikan solusi bagi Jakarta yang kini selalu terancam banjir bila hujan datang. Usul ini jauh lebih murah dan dapat langsung diterapkan dibanding dengan membangun kanal banjir timur, membangun situ-situ sepanjang jagorawi, membangun dam di Teluk Jakarta, atau membangun kesadaran jangan buang sampah sembarangan.
Pemerintah DKI harus membentuk pasukan pawang hujan! PAsukan ini nantinya di tempatkan di beberapa titik, meliputi daerah JABODETABEK, semua pawang hujan ini harus mengirim awan hujan jauh-jauh dari jakarta. Tapi bila seandainya awan hujannya ada di atas Jakarta, para pawang harus serempak mengusir mereka langsung ke Teluk Jakarta.
Untuk memudahkan koordinasi, perlu dibentuk sebuah Pusat Komando Pawang Hujan Pengendali Banjir Jakarta (PUSKOWANGHPEJIR) yang diusulkan untuk ditempatkan di Monas. Mengapa, karena katanya Monas itu paku-nya Jakarta. Dulu Bung Karno memilih tempat itu karena konon penuh dengan aura magis. Nah aura magis itu tentu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan para pawang untuk mengusir awan hujan langsung ke Teluk Jakarta.
Buat Bank Fauzi Bowo, coba dikaji deh. bikin feasibility study dan study banding jangan jauh-jauh ke Jerman atau JEpang. Cukup liat hajatan tetangga sebelah, tanya pake pawang hujan gak? tanya pawangnya cespleng gak? harganya berapa?
Tuh kan murah hehe.
Jakarta, 22 Desember 07
Pawang Hujan: mereka tidak mau disebut dukun, hanya orang yang mau membantu
Entah mengapa Jakarta gampang sekali banjir? mungkin memang sudah dirancang oleh Pemerintah Hindia Belanda dulu. Mereka tahu bahwa bangsa kita, bangsa Indonesia, sering melakukan hal-hal yang gampang diduga. Jadi mereka bikin saja sebuah kota yang tidak layak jadi sebuah kota.... dinamakan BATAVIA. Nah ketika akhirnya jalan nasib menentukan Belanda pergi dari kota ini, pemerintah Indonesia pun meneruskan warisan Belanda ini. Membangun sebuah kota yang memang didesain tidak menjadi sebuah kota.
Hasilnya jelas mudah diduga. Keruwetan yang tidak bisa dipecahkan, sampai nanti kita minta bantuan bangsa Belanda lagi. Wah, ini mungkin jalan bagi Belanda untuk menjajah kembali bangsa kita hehe.
Ini sekedar usul, mungkin bisa dijadikan solusi bagi Jakarta yang kini selalu terancam banjir bila hujan datang. Usul ini jauh lebih murah dan dapat langsung diterapkan dibanding dengan membangun kanal banjir timur, membangun situ-situ sepanjang jagorawi, membangun dam di Teluk Jakarta, atau membangun kesadaran jangan buang sampah sembarangan.
Pemerintah DKI harus membentuk pasukan pawang hujan! PAsukan ini nantinya di tempatkan di beberapa titik, meliputi daerah JABODETABEK, semua pawang hujan ini harus mengirim awan hujan jauh-jauh dari jakarta. Tapi bila seandainya awan hujannya ada di atas Jakarta, para pawang harus serempak mengusir mereka langsung ke Teluk Jakarta.
Untuk memudahkan koordinasi, perlu dibentuk sebuah Pusat Komando Pawang Hujan Pengendali Banjir Jakarta (PUSKOWANGHPEJIR) yang diusulkan untuk ditempatkan di Monas. Mengapa, karena katanya Monas itu paku-nya Jakarta. Dulu Bung Karno memilih tempat itu karena konon penuh dengan aura magis. Nah aura magis itu tentu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan para pawang untuk mengusir awan hujan langsung ke Teluk Jakarta.
Buat Bank Fauzi Bowo, coba dikaji deh. bikin feasibility study dan study banding jangan jauh-jauh ke Jerman atau JEpang. Cukup liat hajatan tetangga sebelah, tanya pake pawang hujan gak? tanya pawangnya cespleng gak? harganya berapa?
Tuh kan murah hehe.
Jakarta, 22 Desember 07
Pawang Hujan: mereka tidak mau disebut dukun, hanya orang yang mau membantu
No comments:
Post a Comment