
Atawa ladyboy atawa bencong. Di Bangkok ada 3 pertunjukkan gaya kabaret yang pemainnya semua katoey. Baik yang "barangnya" masih utuh maupun yang sudah dipermak sehingga berubah bentuknya.
Saya sudah nonton 2 di antaranya. Yang pertama di hotel asia (Callypso), pertunjukkan yang mengesankan diselingi lucu-lucuan. Sehabis pertunjukkan, para aktornya berbaris rapi untuk memberikan kesempatan kepada para penonton potret bersama. Disini saya males keluar duluan karena tempatnya memang sempit. setelah penonton sepi, saya keluar dan sepintas saja haha hehe dengan para ladyboy ini. Teman saya dari Indonesia (utusan deplu yang baru kenal di tempat pertunjukkan itu) sempat minta photo bersama para katoey ini. Senyum kiri senyum kanan satu dua tiga... ceprettt cepreettt.
Setelah photo langsung acara dadah dadah-an sambil ngucapin terima kasih.
Yang kedua saya nonton Mambo Cabaret di Sukhumvit. Yang ini tempatnya lebih besar, penontonnya lebih banyak. Tiketnya pun lebih murah (800 baht, di callypso 1200 baht). Sepanjang pertunjukkan kesan serba artifisial terasa benar. Sebuah pertunjukkan yang cukup menghibur sebenarnya (walaupun saya pribadi lebih suka dengan yang di callypso). Setelah kelar, saya dan rombongan (saya nonton bareng temen2 dari trans yang kebetulan dolan-dolan di Bangkok) menunggu penonton lain bubar. cukup lama karena gedung pertunjukkannya penuh. akhirnya kita keluar paling akhir, dan di pintu keluar kita mendapati barisan katoey yang tadi tampil di panggung berpose. Langsung temen2 merubung pada mau potret, dan para katoey pun tersenyum lebar dan berpose bersama... satu dua tiga cepret.
Sesaat seusai potret bersama, giliran para katoey ini yang merubung temen-temen saya, semua pada minta tip... five hundred bath ... five hundred baht... teriak mereka brutal. "Waduh, keluar nih aslinya" pikir saya dalam hati. Temen saya memberi uang langsung semua kabur... tinggal saya sendiri terjebak dalam barisan paling akhir. Tidak bisa keluar karena terhalang kerumunan para katoey yang masih belum puas minta duitnya. Mereka serempak nengok ke saya... "mati gue". G gak takut ama preman, tapi sama bencong lain lagi. Mereka lebih menakutkan dibanding preman senen sekalipun. mulai mereka mendekati dan menarik-narik saya. Kamera saya mulai dirampas dan mereka teriak-teriak minta duit. busyett, bahaya tingkat tinggi nih.
Akhirnya saya teriak.. oke oke oke.... mereka mundur selangkah, saya keluarkan dompet (sialan gak ada duit kecilan, paling kecil 500 baht). Begitu duit saya keluarkan, seorang katoey yang paling sigap langsung menyergap. Duit pun berpindah tangan. yang lain sedikit terkesima, saya terpesona dengan kecepatannya.... sebelum mereka sadar, saya pun cepat-cepat menerobos "pagar ayu" para katoey tersebut dan melarikan diri....
Sungguh pengalaman yang rese tapi juga penuh arti. Sebuah pertunjukkan hidup yang keras, dibalik glamour, tari dan musik yang ceria, hidup penuh tipu daya. Kosmetika hanya penutup lara dan upaya para katoey untuk mencapai kesempurnaan wanita memang hanya artifisial belaka.
Saya berharap ada kesempatan untuk menyaksikan pertunjukkan katoey yang selanjutnya (Dome di Sutthisan). Ada yang mau join?
Salam,
Temen saya wanti-wanti, hati-hati jangan sampai dapat banci
No comments:
Post a Comment