GatotKaca & AntaReja

Gatotkaca anak Bima. Lahirnya saja membuat geger para Dewa karena langsung melesat ke swargaloka. Kahyangan gonjang-ganjing sampai-sampai Batara Guru sendiri turun tangan untuk "menjinakkannya". Sang Jabang Bayi Sakti ini pun langsung dikirim ke kawah Chandradimuka. Gatotkaca besar tak terkalahkan. Oleh siapapun juga di dunia. Tapi sudah suratan takdir bahwasanya ia harus menjadi martir pada perang Bharatayudha. Dikorbankan Kresna untuk menghadapi senjata Konta milik Prabu Adipati Karna. Sejatinya senjata Konta memang bukan milik manusia, itu milik Batara Surya (?) yang didapat oleh Adipati Karna karena tapa brata. Senjata tersebut adalah senjata pamungkas yang tak mungkin meleset. Sayangnya hanya dapat dipakai sekali saja. Adipati Karna akan menggunakannya saat melawan Arjuna.Tapi apa daya, belum sampai ketemu Arjuna dia sudah keok duluan. Tak sanggup menghadapi ajian halimun milik si Gatot.

Senjata Konta dilepas. blassss langsung menancap diperut Sang Jabang Tetuka (nama alias Gatot Kaca). Tapi dasar jagoan. sebelum nyawa benar-benar lepas dari raga, Gatotkaca ber-tiwikrama. Badannya membesar sebesar gunung dan jatuh menimpa ribuan tentara Kurawa.

Gugur sudah anak Bima yang tidak terkalahkan oleh manusia manapun juga. Menjadi martyr bagi sebuah skenario besar yang dirancang para Dewa. sebuah skenario yang tidak boleh gagal. yang dijaga dengan segala cara oleh Kresna (utusan Swargaloka yang menitis menjadi manusia, aslinya adalah Batara Wisnu).

Memang sepertinya anak Bima ditakdirkan untuk menjadi martyr belaka.

jauh sebelum Bharata yudha dimulai. Anak Bima yang lain. Saudara tiri si Gatot yang bernama Raden Antareja juga menemui ajal dalam cara yang luar biasa tidak masuk akal. Antareja adalah anak setengah manusia setengah naga. Ibunya adalah bangsa naga. Tubuhnya tubuh manusia, berkulit naga, berlidah belah dan sangat beracun. Sungguh sakti Antareja ini, ia dapat menyelam ke dalam bumi. Lebih sakti lagi karena siapapun yang dijilat bayangannya oleh Antareja pasti segera blassss... mateee... dipenggal Yamadipati (Dewa Kematian).

Tentu saja bila Antareja hidup pada saat perang Bharata yudha dimulai, maka mungkin perangnya bisa selesai sebelum mulai. Tinggal ia menyelam ke dalam bumi, pergi ke Hastina (kerajaan musuh) dan menjilati bayangan semua Kurawa. Weleh-weleh bisa-bisa Kresna makan gaji buta. Belum mulai tugas perangnya sudah kelar.

Maka dari itu bergegaslah Kresna menemui Antareja dan meminta keikhlasan dirinya untuk mangkat duluan. Mungkin dijamin Sorga kita tidak pernah tahu. tapi yang pasti dalam kisah ini Antareja menjilat kakinya sediri. Dan berakhirlah Antareja.

***

Bharata Yudha memang sebuah kisah mengasyikkan. Tapi kini tampak sungguh membingungkan. Seribu tafsir sudah diperikan. tapi tak membuat saya sampai pada kesimpulan. mungkin karena saya terlampau "cetek" untuk memahami yang tersurat? apalagi yang tersirat! ataukah memang kisah ini memang mau menunjukkan kita bahwa hidup - suatu kisah tiada henti - memang tanpa makna?

Jakarta, 17 Juli 07
Hidup tanpa makna?  lalu derita hendak kau campakkan kemana?