mentari jatuh pada embun pagi
embun berkilau bagaikan tiara
manusia sejenak saja lalu mati
celaka ia tak mengucap doa
Tiga bait Doa:
mungkin memang ngiauw yang bukan ngiuw tapi sejatinya ngiauw dari kucing yang mengendap-ngendap dari balik gelap malam selalu dia tawarkan aku haru yang membiru buru-buru semua lagukan ragu-ragu pada mimpi dan napas yang bersipongan dengan oom dan tante yang bergoyang bersama linggis-linggis para pencuri malam
kata muntahkan makna tak berguna walau otak dan puki kau satukan pada segelas arak dan bibir para pelacur merah marah tak mampu padamkan napsu dan luka terus saja menetes nanah akankah kau mengerti bahwa luka itu tak bisa kau pindahkan pada pesan-pesan pendek dan asap dupa yang kau kirimkan ke pintu surga
ampunan tak diberikan berkah tak diberikan semua doa senyap segala mantera lenyap pada manusia susah senang tak abadi selamanya berenang-renang riang dalam tangis dan air mata api tapi tak pernah juga kumintakan ampunan untuk ragu yang telah Engkau mengerti
amin.
Bangkok, 27 July 09
No comments:
Post a Comment