Life is a celebration of infinite possibilities!


tentang Pengetahuan

Anda pernah dengar teori BigBang? Kemungkinan besar anda pernah mendengar walau tak sepenuhnya mengerti. Tak mengapa, karena para ahli yang mengajukan teori ini dan sepasukan astronomer dan fisikawan teori yang terus mempelajarinya juga tak sepenuhnya mengerti.

Teori BigBang diajukan berdasarkan pengamatan Edwin Hubble, seorang astronomer yang sehari-hari mengamati bintang-bintang dan galaksi-galaksi yang jauh. Hubble mengamati galaksi2 yang sama setiap malam, dan mencatat spektrum cahaya yang diterima di bumi. Berdasarkan spektrum cahaya tersebut, ia dapat memperkirakan waktu tempuh cahaya dari galaksi tersebut ke bumi. Karena kecepatan cahaya adalah konstan, maka ia dapat memprediksi jarak galaksi tersebut. Dari pengamatannya, dia mencatat pola yang aneh, yang belum pernah diketahui oleh umat manusia lainnya. Galaksi-galaksi yang jauh tersebut hampir seluruhnya bergerak manjauhi bumi, semakin jauh galaksi tersebut semakin cepat pula kecepatannya menjauhi bumi.

Mengapa galaksi-galaksi tersebut bergerak menjauh? untuk menjawab pertanyaan inilah, para ahli merumuskan hipotesa bahwasanya pada suatu ketika di masa lampau, galaksi-galaksi tersebut memulai perjalanannya dari satu titik.

Dari titik nol tersebut, Einstein menyebutnya titik Singularitas, semesta meledak. Energi yang terlontar dari titik tersebut tak terbayangkan besarnya, dan seiring dengan turunnya suhu karena ekspansi, energi tersebut berubah menjadi materi. Dalam ekspansi semesta ini terdapat perbedaan suhu dibeberapa tempat, maka terjadi perbedaan pusat gravitasi, dan mulailah materi-materi tersebut tertarik ke titik-titik dengan gravitasi yang lebih besar. Tumbukkan materi-materi yang tertarik tersebut memulai fusi nuklir dan semesta mulai menyala. Dimulailah kisah hidup bintang-bintang.

Berdasarkan perhitungan para ahli, mereka sepakat bahwa titik nol tersebut dimulai sekitar 13.7 milyar tahun silam. Bandingkan dengan umur bumi yang 'baru' sekitar 4.5 milyar tahun. Dan bandingkan dengan umur nenek moyang manusia ketika berpisah nasib dengan simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan homo sapiens sebagai 'bentuk' yang lebih mirip manusia baru muncul sekitar 250,000 tahun lalu. Catatan pengetahuan kita tentang peradaban-peradaban tertua di dunia yang peninggalannya dapat kita saksikan sekarang seperti peradaban Mesir Kuno, Mohenjo Daro di lembah Sungai Indus, peradaban Amerika Selatan, Mesopotamia, Cina kuno baru ada sekitar 5000 tahun lampau.

Pengamatan kita tentang realitas semesta ini telah dicoba untuk disatukan ke dalam satu teori yang padu. Einstein telah mencobanya, dan dia gagal. Kini Stephen Hawking mencoba memberikan hipotesa baru, suatu teori yang mencoba menyatukan seluruh fenomena di alam semesta, ruang-waktu, gravitasi, dll dll. Dalam teori yang sangat sukar dipahami ini, semesta memiliki 11 dimensi. Ya, kita hidup dalam semesta dengan 11 dimensi!

Apakah hipotesa Hawking akan mampu bertahan dari gempuran hasil observasi para ilmuwan? kita masih harus menunggu validasi sebagian dari prediksi-prediksi yang terkandung dalam hipotesa Hawking ini, karena alat yang dipakai para ilmuwan untuk menabrakkan atom tak bisa beroperasi maksimal. Alat ini adalah CERN, sebuah mesin monster milik negara-negara Eropa yang besarnya mengelilingi kota Genewa, Swiss. Di mesin ini, atom-atom ditembak sampai dengan nyaris secepat cahaya dan ditumbukkan satu sama lain. Atom tersebut tak akan mampu bertahan dan kolaps. Kejadiannya sangat cepat, sehingga para periset tak bisa mengikutinya secara langsung, seperti siaran langsung di televisi. Para periset mengandalkan rekam jejak dari kejadian tersebut untuk mengumpulkan data. Salah satu percobaan yang kini tengah digarap adalah untuk menvalidasi prediksi Hawking bahwa blackhole tidak melulu menarik segala materi tetapi juga memancarkan sub-partikel.

Apakah titik nol itu? apa yang terjadi sebelum BigBang? mengapa terjadi BigBang? secara teori, sebelum BigBang tak ada ruang dan waktu. Ruang dan waktu dimulai saat BigBang. Dapatkah anda membayangkan keadaan dimana Ruang dan Waktu tidak ada? Bahkan gambaran kita tentang Surga dan Neraka melibatkan konsepsi tentang Ruang dan Waktu.

Ledakan pengetahuan yang kita miliki saat ini masih berupa coret-coretan tak berbentuk, hubungan antara materi dan energi telah kita kuak. Peran gravitasi dalam ruang dan waktu juga semakin jelas, tapi masih banyak hal yang belum dapat kita terangkan. Bahkan data-data yang kini kita miliki pun belum dapat kita pahami.

Bagaimana kita menerangkan hubungan antara materi/energi dengan kesadaran kita sebagai manusia? Pengetahuan kita tentang unsur dasar makhluk hidup berbasis karbon telah sangat maju bila dibandingkan dengan keadaan 10 tahun lalu misalnya. Kita memang tahu bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya berkembang menurut cetakan DNA-nya. Kita bahkan telah memetakan seluruh genome manusia. Dengan teknologi yang kita miliki saat ini, kita dapat memetakan seluruh genome makhluk hidup di Bumi.

Pemanfaatan pengetahuan ini akan kita nikmati di masa mendatang. Kemungkinan yang dapat kita petik dari pengetahuan tentang genome ini seakan tak berbatas. Kita dimungkinkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kita, kualitas fisik kita, meniadakan penyakit-penyakit yang diturunkan secara genetis. Kita bahkan dapat menganalisa virus dan bakteri penyebab penyakit dan mengalahkan mereka dengan mencari kelemahan dalam struktur genome mereka. Sangat mungkin kita akan dapat mengalahkan virus. Ini adalah kemenangan terbesar manusia dalam perang melawan virus, mengingat untuk virus flu biasa saja kita tak memiliki obat.

Tapi tetap tersisa pertanyaan-pertanyaan bagi umat manusia. Bagaimanakan hubungan kesadaran dengan badan materi manusia? Mungkin kita masih akan mengandalkan jawaban tradisional dari para filsuf dan agama untuk pertanyaan ini untuk sementara waktu. Tapi di masa mendatang? siapa yang tahu masa mendatang?

Bangkok, 6 Oktober 2010

No comments:

Post a Comment